Kamis, Januari 03, 2008

Interval Kematian

by Faaizi L. Kaelan

Antara sinar mata dan benda berkabut
di hadapan kita terbujur garis lini
sebuah interval episode melodrama;
sungai yang terus mengalir ke jantungmu
tak henti, tak jua akan berakhir
dimana epilognya kupotong
sebagai misa bunga-bunga musim gugur

Sepanjang garis jalan hidup
aku teteskan igauan giris seorang pengemis
mengiba kasihmu; hujan deras sore hari
damailah engkau dalam pusara beku berlumut

Lalu, kusentuh keningmu dengan getar bibirku
menyebut namamu berulang kali
meresap dalam tanah kering berkapur
aku pun tengadah dan berlutut
menyiram kuburmu dengan derai tangis
: sebuah upacara tua yang kupercaya

1996

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Permisi, saya numpang baca puisi saya, he..he...

Enno mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Enno mengatakan...

hehehe... mas faizi... jadi malu... aku ngefans berat sm puisi2nya :)