Beranda dingin
kita duduk di sudut menampung angin
cuma membisu hilang topik
ada gemerincing lonceng dan dengung nyamuk
aku menatapmu
merekam wajah patung yang kaku
Beranda beku
tiap kau datang selalu begitu
bersama tanya tak terjawab
Adikku lewat
kita menyapa sekedarnya
Beranda sepi
aku bingung menyusun kata
mungkin benar kata Jamrud
soal kursus merangkai kata
untuk kau dan keangkuhan itu
Beranda kosong
tak ada lagi kau di sofa merah itu
kuharap aku tak bosan dengan diammu
tapi Tuhan tak mengabulkanku
Pernah di beranda itu
kita berdua membisu
sekarang hanya ada aku
sambil mengulang kenangan itu
Jakarta, 24 Juli 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar