-by Nurul Inayah AK-
Diam-diam kutimbun keranda dingin
pada tiap tatapan matamu yang melintas-lintas itu
dan dengarlah suara zig-zag kereta malam
terbawa angin di bukit yang jauh
itulah hatiku yang pergi darimu
Bukankag betapa tak terasa
daun-daun itu mengering
mungkin seperti kulit wajahku
atau bibirmu yang berkerut menahan kata-kata
akhir dari segala cerita di sini
Angin dingin yang menyapu jalanan
telah membersihkan segala kenangan
dan kesepian yang lama melepuh
dan malam ini, tak ada yang tersisa
di trotoar, di garis waktu
juga dihatimu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar