Badai yang datang pelan-pelan mengiyakan
ketika aku bertanya tentang hati yang
gelap dibalut mendung
Aku ingin teriak kepada langit dimana
awan siap memuntahkan halilintar
yang melumatkan seru suaraku
berkaca pada gelombang
yang menghempaskan seribu buih harapan
ke karang penantian
Hatiku adalah bara
yang meluluhkan arang di tungku ibu
panas, lembab menyengat
tapi tak kuasa berkobar
Hatiku adalah petromak tua di tengah ruangan
yang lelah dipompa ketika pudar nyalanya
dan engkau adalah
pohon kelapa dimana aku bersandar sekarang
berdiri mendongak
bahkan terkadang tak tahu aku berada di sana
memperhatikanmu
Ketika gerimis datang kepagian
aku berada dalam rinainya
luruh seluruh harapanku padamu
seiring hujan dalam mataku
-14.08.96-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar