by Faaizi L. Kaelan
Tak kuasa lagi kutanggung gelisah
Meski rindu tetap membiru
Aku mengungsi darimu
Pada awal cahaya semburat fajar
Engkau menjadi titik bias matahari
Kesadaran penghujung mimpi
Sebab silau aku menjauh ke gelap malam
Namun engkau pun rembulan
Menyelimutiku dalam geletar
Menembus hari aku berlari
Meninggalkanmu dalam segala gemerlap
Aku menghilang dalam halimun sunyi
Tetapi engkau menjelma sepi
Aku mengungsi darimu
Memasuki gua demi gua, aku bertapa
Membentang sayap ke alam moksa
Aku samadi, tapi engkau pula tercipta
-3/1996-
3 komentar:
Hay, dari mana puisi "Bayangmu Abaadi" ini didapat? Dari Republika, Pikiarn Rakyat-kah, atau dari buku puisiku, "Delapanbelas Plus"?
hai mas faizi, kalo gak salah dari republika deh... saya suka banget sama puisi ini.. sebenernya puisi2 mas saya suka semua.
semoga gak keberatan saya muat di sini.
salam :)
Terima kasih.
Tidak disunggi dan tidak dipanggul. Jadi, tidak keberatan..
Posting Komentar