Oleh Sapardi Djoko Damono
Kau pergi, sehabis menutup pintu pagar sambil sekilas menoleh namamu sendiri yang tercetak di plat alumunium itu. Hari itu musim hujan yang panjang dan sejak itu mereka tak pernah melihatmu lagi.
Sehabis penghujan reda, plat nama itu ditumbuhi lumut sehingga tak bisa terbaca lagi.
Hari ini seorang yang mirip denganmu nampak berhenti di depan pintu pagar rumahmu, seperti mencari sesuatu. la bersihkan lumut dari plat itu, Ialu dibacanya namamu nyaring-nyaring.
Kemudian ia berkisah padaku tentang pengembaraanmu.
Perahu Kertas, Kumpulan Sajak, 1982.
Kau pergi, sehabis menutup pintu pagar sambil sekilas menoleh namamu sendiri yang tercetak di plat alumunium itu. Hari itu musim hujan yang panjang dan sejak itu mereka tak pernah melihatmu lagi.
Sehabis penghujan reda, plat nama itu ditumbuhi lumut sehingga tak bisa terbaca lagi.
Hari ini seorang yang mirip denganmu nampak berhenti di depan pintu pagar rumahmu, seperti mencari sesuatu. la bersihkan lumut dari plat itu, Ialu dibacanya namamu nyaring-nyaring.
Kemudian ia berkisah padaku tentang pengembaraanmu.
Perahu Kertas, Kumpulan Sajak, 1982.
7 komentar:
salam kenal ...
ini puisi adalah indah, dan saya sangat berharap anda untuk mengajarakan saya sejentik ilmu anda yang luar biasa, maka saya berharap anda untuk datang ke situs http://firmansyaharia1982.wordpress.com/
di sana anada bisa membagikan sedikit wejangan bagaiman kata seharus nya berdansa..... dan saya sangat berharap untuk wejangannya karena saya merasa saya memang masih harus banyak belajar
hay..numpang baca..skalian kenalan...kunjung balik n isi komen di t4 ku ya..
@firmansyah: salam kenal juga... sama2 belajar yuk, saya juga masih belajar seperti anda :)
@willyo: halo makasih kunjungannya... :)
hay..enno..mat ciang..blog sobat aku ikuti..bolehkan???
halo, boleh banget,,, silakan
makasih ya :)
hay..eno aku memberikan award padamu sobat..sbgi penghargaain dariku silahkan diambil ya...
makasihya, akan segera saya ambil
:)
Posting Komentar