Oleh Goenawan Mohamad
Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun, karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bimasakti, yang
jauh. Tapi di antara mereka berdua, tidak ada yang berkata-kata.
Lalu ia ucapkan perpisahan itu, kematian itu. Ia melihat peta, nasib,
perjalanan dan sebuah peperangan yang tak semuanya disebutkan.
Lalu ia tahu perempuan itu tak akan menangis. Sebab bila esok pagi pada rumput halaman ada tapak yang menjauh ke utara, ia tak akan
mencatat yang telah lewat dan yang akan tiba, karena ia tak berani
lagi.
Anjasmara, adikku, tinggalah, seperti dulu.
Bulan pun lamban dalam angin, abai dalam waktu.
Lewat remang dan kunang-kunang, kaulupakan wajahku,
kulupakan wajahmu.
8 komentar:
kalo puisi ini aku lumayan ngerti maksudnya...
hayooo... maksudnya apa mbakyu?
;D
bagus tapi meraba2 artinya nih. meraba dalam gelap dan hening.
ini tentang cerita damar wulan...
:)
emang mantabs si goenawan mohamad ini.. nice post
iya bener.. thx ya :)
Wadao..
Nama blognya keren..
I'm falling in love with moon.
;)
Puisinya keren juga, tapi sedih ya...
iya gek, ini puisi ttg perpisahan...
Posting Komentar