Oleh Oka Rusmini
Di Novotel Den Haag, aku dikunyah sunyi. Bayangmu merobek mataku. Aku tak bisa memejamkan mata. Kau terus datang. Apa kau ingin membunuh tubuhku? Tak inginkah kau diamkan aku nikmat menyeruput kopi panas, teh hangat dan sepotong croissant? Atau sesekali duduk di lobi sambil menikmati para lelaki berkulit keju mendengarkan musik, bersantai, sambil berkencan dengan kekasihnya atau istri temannya?
Di Novotel Den Haag, aku hanya punya waktu 14 hari. Tanpa suaramu dan rengekanmu memanggil namaku penuh rindu, menggigit seluruh perjalanan hidupku. Aku sering nyeri dan ngeri mengingatmu. Jadi apa kau kelak? Cukupkah aku menyusui dan memberimu bekal perjalanan hidupku? Rasa lapar dan kesunyian sering mengejar dan menelanku dengan lahap. Aku sering takut memandangmu. Beranikah lelakiku memilihkan jalanmu?
Di Novotel Den Haag, wajahmu tetap tak mau pergi. Aku lapar lelakiku. Aku ingin kau hilang dari otak dan tubuhku. Maukah kau pergi sejenak saja? Beri aku 14 hari saja untuk sendiri menjadi perempuan. Melupakan nyeri di perut yang teriris berpuluh-puluh pisau. Melupakan rengekanmu, botol susu, pampers, menu pagi-siang-soremu, juga bau pesing pantatmu yang gembul dan seksi.
Di Novotel Den Haag, aku ingin sendiri. Membunuh semua perjalanan waktu yang kupinjam pada hidup. Tapi kau tetap bandel dan tak mau pergi!
2003
Di Novotel Den Haag, aku hanya punya waktu 14 hari. Tanpa suaramu dan rengekanmu memanggil namaku penuh rindu, menggigit seluruh perjalanan hidupku. Aku sering nyeri dan ngeri mengingatmu. Jadi apa kau kelak? Cukupkah aku menyusui dan memberimu bekal perjalanan hidupku? Rasa lapar dan kesunyian sering mengejar dan menelanku dengan lahap. Aku sering takut memandangmu. Beranikah lelakiku memilihkan jalanmu?
Di Novotel Den Haag, wajahmu tetap tak mau pergi. Aku lapar lelakiku. Aku ingin kau hilang dari otak dan tubuhku. Maukah kau pergi sejenak saja? Beri aku 14 hari saja untuk sendiri menjadi perempuan. Melupakan nyeri di perut yang teriris berpuluh-puluh pisau. Melupakan rengekanmu, botol susu, pampers, menu pagi-siang-soremu, juga bau pesing pantatmu yang gembul dan seksi.
Di Novotel Den Haag, aku ingin sendiri. Membunuh semua perjalanan waktu yang kupinjam pada hidup. Tapi kau tetap bandel dan tak mau pergi!
2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar