Selasa, Juli 29, 2008

Di Malioboro

kepada seseorang yang mengingatkan saya akan Iramani, yang dibunuh di tahun 1965

-Goenawan Mohammad-

Saya menemukanmu, tersenyum, acuh tak acuh
di sisi Benteng Vriedenburg

Siapa namamu, kataku, dan kau bilang:
Kenapa kau tanyakan itu.
Malam mulai diabaikan waktu.
Di luar, trotoar tertinggal.

Deret gedung bergadang
dan lampu tugur sepanjang malam

seperti jaga untuk seorang baginda
yang sebentar lagi akan mati.

Mataram, katamu, Mataram...

Ingatan-ingatan pun bepercikan
--sekilas terang kemudian hilang-- seakan pijar
di kedai tukang las.

Saya coba pertautkan kembali
potongan-potongan waktu
yang terputus dari landas.

Tapi tak ada yang akan bisa diterangkan, rasanya

Di atas bintang-bintang mabuk
oleh belerang,

kepundan seperti sebuah radang,

dan bulan dihirup hilang
kembali oleh Merapi

Trauma, kau bilang
(mungkin juga, "trakhoma?")
membutakan kita

Dan esok los-los pasar
akan menyebarkan lagi warna permainan kanak
dari kayu: boneka-boneka pengantin
merah-kuning dan rumah-rumah harapan
dalam lilin.

Siapa namamu, tanyaku.
Aku tak punya ingatan untuk itu, sahutmu.
1997

9 komentar:

Bambang Saswanda Harahap mengatakan...

salam kenal
kalimat sastra yang sangat sederhana..
pemaparan yang mendobrak dan meluap
salut

Enno mengatakan...

salam kenal juga... puisinya bkn punya saya bung, pujiannya untuk Om Goenawan Muhammad aja ya.. ini puisinya dia, coba baca lagi baik2 deh :)

Anonim mengatakan...

Lam knal iah..
stiap kata dalam puisinya masih sederhana,,
Cuba di tamabahin makna konotasi n lambangnya, pasti kueren deh

Enno mengatakan...

halo lia... menurut saya ini puisi yang bagus sekali... dan ini bukan puisi saya. coba baca lebih teliti di bawah judul, ini puisinya Goenawan Mohammad, sastrawan dan redaktur senior majalah Tempo.

anyway salam kenal juga, makasih ya dah mampir :)

Anonim mengatakan...

bagus ya gunawan,,,
kok puisinya belum kaya gunawan?

heuheu

L. Pralangga mengatakan...

Semoga bait2 kata itu bisa menjadi penyejuk jiwa..

Anonim mengatakan...

GM emang bahasanya ga puitis tapi jujur dan sederhana, tapi maknanya bisa dalam,,

kalo kataku gaya bhasanya mirip puisi gus mus...

sama-sama berinisial GM.,.,.


oia,

salam kenal.,.,.

Enno mengatakan...

iya betul... itu sebabnya saya suka kedua GM itu...


salam kenal juga :)

Unknown mengatakan...

maaf, ada yang tahu apa makna ringkas dari puisi di malioboro?